Niluh Djelantik: Apa pun Usaha Anda, Jangan Lupa Patenkan

Legalitas atau paten sebuah merek menjadi sesuatu yang penting. Apalagi paten menjadi bagian tak terpisahkan dari brand equity. Bisa dibayangkan betapa tragisnya ketika seseorang dengan susah payah membesut bisnis dengan merek yang sedang naik daun dan tiba-tiba merek tersebut dipatenkan oleh orang lain. Tak tanggung-tanggung, yang mematenkan merek tersebut adalah mitra bisnisnya. Inilah yang dialami oleh Niluh Djelantik yang harus kehilangan merek Nilou yang ia lahirkan.

Mengalami kisah pahit dengan masalah paten, Niluh tidak ingin orang lain merasakan hal yang sama. Niluh berpesan agar mereka harus tahu apa yang mereka kerjakan. Hal ini bisa dimulai dengan membuka bisnis dari sesuatu yang dicintai. Setelah itu, bisnis harus dilakukan secara profesional.

“Misalnya Anda ingin membangun bisnis fesyen. Anda harus memiliki merek terlebih dulu. Setelah itu, jangan lupa mendaftarkan usaha apa sehingga kita mempunyai bekal ke depan. Lalu, barengi usaha dengan prinsip,” tutur pemilik nama lengkap Niluh Putu Ary Pertami Delantik ini.

Dalam menjalankan usahanya, Niluh memang memiliki prinsip sukses yang berbeda. Ia mendefinisikan kesuksesan tidak selamanya identik dengan uang. Ia tidak menampik agar usaha tetap langgeng, perusahaan harus tetap memperoleh keuntungan. Untuk itu, Niluh sangat menjaga asetnya, yaitu karyawannya yang disebut anak-anak Djelantik yang dari awal sama-sama membangun usaha hingga sebesar ini.

Saat ini, Niluh Djelantik memiliki dua toko yang berada di Bali dan Jakarta. Pelanggannya pun berdatangan dari berbagai negara. Ketika ditanya tentang ekspansi Niluh Djelantik, ia mengaku kesulitan untuk mengatakan sudah di mana sepatu Niluh Djelantik tersedia di pasar ekspor. “Sudah bukan lagi bicara tentang negara, kami berbicara mengenai benua. Jadi, pelanggan dari berbagai benua datang ke Bali untuk mengukur kaki mereka dan kami buatkan sepatu,” bilang Niluh.

Ia menambahkan, salah satu pemasaran Niluh Djelantik di luar negeri adalah bekerja sama dengan ritel. Seperti di Swiss, Niluh bekerja sama dengan peritel untuk menjual koleksi musim semi dan musim panas Niluh Djelantik. Berkaca dari pengalaman sebelumnya, Niluh tidak ingin gegabah menyetujui kerja sama dengan berbagai pihak.

“Kami harus hati-hati. Kami harus menemukan partner yang satu visi dan memiliki filosofi seperti kami. Kami ingin menemukan partner yang mengerti bahwa Niluh Djelantik adalah sebuah karya bukan produk semata,” pungkasnya.

 

 

Source: marketeer.com